Tuesday, November 29, 2011

Insya Allah, Jaminan kepastian atas nama Tuhan

Saya memahami dari awal bahwa Insya Allah itu adalah jaminan akan melakukan sesuatu di waktu yang akan datang, karena itu hanya Tuhan saja yang bisa menghalangi. Kalau dilihat dari dasar hukumnya adalah: QS Al-Kahfi: 23-24

Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu ‘sesungguhnya aku akan mengerjakan esok,’ kecuali (dengan mengucapkan) insya Allah. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah ‘mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.” (QS Al-Kahfi: 23-24)

Lebih cocok sebenarnya kalau mau menafsir dengan bahasa arabnya.. ;)

lihat di sini http://quran.com/18/23 dan http://quran.com/18/24

tapi kita bahas saja dengan tafsiran orang awam seperti saya, tapi bisa dijamin kalau saya serius.

Dari terjemahan surah Al-Kahfi di atas, bisa diasumsikan bahwa ayat ini muncul sebagai peringatan bahwa muslim itu tidak boleh takabur, karena meskipun dia sudah yakin bisa melakukan janji besok tapi bagaimanapun Tuhan-lah yang menentukan.

Bisa juga disimpulkan bahwa saat orang bilang Isya Allah, dia benar-benar yakin akan bisa melakukan sesuatu, tidak ada keraguan, dan hanya karena Allah tidak menghendaki saja kemungkinan yang membuat dia tidak bisa melakukannya. Allah yang tidak menghendaki ini bisa berwujud halangan yang diluar kontrol kita, hingga kita tidak mungkin melakukan sesuatu yang sudah kita janjikan.

Insya Allah, di luar konteks

Insya Allah adalah jaminan akan kepastian. Tapi justru orang bilang Isya Allah saat kita ragu memenuhi janji, atau karena tidak enak menolak.
Yang lebih parah lagi kita bisa bilang Insya Allah, dan kemudian bukan kita usahakan untuk memenuhi janji, tapi yang kita usahakan hal-hal yang menghalangi janji kita terlaksana, dan kita jadikan itu sebagai alasan. Dan merasa sah karena kita sudah bilang Insya Allah, dan merasa sah untuk tidak memenuhi janji karena berhalangan, padahal halangannya kita sendiri yang membuatnya ada.

Insya Allah, adalah jaminan tanggung jawab akan janji

Seharusnya Insya Allah mempunyai dasar pemenuhan janji yang cukup kuat. Dengan bilang Insya Allah, orang sangat yakin dan akan berusaha memenuhi janji, dan hanya karena Tuhan tidak mengijinkan janji itu tidak terpenuhi.
Dengan kata lain janji pasti terpenuhi, dan hanya Tuhan yang mampu menghalangi. nah!

Seharusnya lebih baik kita mengatakan sebenarnya jika kita ragu bisa melakukan sesuatu, jangan bilang Insya Allah. Atau paling tidak katakan Insya Allah saya usahakan, janjinya adalah mengusahakan, jadi nantinya yang bisa anda pastikan adalah mengusahakanya.. tapi katakan juga kalau karena sebab tertentu, kemungkinan anda sulit memenuhi janji.

Sebagai muslim tentunya harus menjaga konsep ini sebagai manusia yang terpercaya. Sebagaimana dicontohkan Rasulullah hingga dikenal dengan julukan Al amin.

semoga kita termasuk di dalamnya.. ;)

No comments:

Post a Comment