
Citywalk
Secara konsep tujuan Citywalk adalah memberi ruang publik terbuka buat masyarakat sebagai tempat rekreasi, tempat wisata keluarga warga kota, artinya Malioboro akan tertutup bagi kendaraan bermotor.
Apa yang berubah di Citywalk?
Dengan tertutupnya kawasan Malioboro bagi kendaraan bermotor, ini bisa saja dari Tugu sampai kawasan Nol kilomerter Kator Pos besar. Jelas akan menarik banyak wisatawan termasuk warga kota Jogja sendiri, karena berwisata di kawasan ini akan terasa lebih nyaman tanpa lalu lalang kendaraan bermotor.
Tempat parkir motor, yang selama ini menempati trotoar sebelah timur jalan Maliboro yang sebenarnya merupakan areal pejalan kaki, akan sepenuhnya menjadi milik pejalan kaki. Malioboro akan terasa lebih luas bagi para wisatawan/pejalan kaki.
Malioboro akan menjadi surga penggemar sepeda, di sinilah tempat yang menjadi tujuan utama pesepeda menikmati kota dengan bersepeda santai, tanpa tergangu asap kendaraan bermotor.
Wisata sepeda bisa menjadi alternatif baru menikmati kota Jogja, ini akan menimbulkan banyak muncul persewaan sepeda.
Bertambahnya pengunjung, membuka kesempatan orang untuk berbisnis kuliner ini, baik dengan warung permanen, tenda, atau penjaja makanan seperti tukang sate madura yang selama ini banyak berkeiaran di depan Benteng. Ini juga termasuk pedagang angkringan, akan banyak tempat seperti lek Man sebagai alternatif tempat tongkrongan warga.
Investasi Hotel dan Penginapan tentunya bidang bisnis yang menggiurkan, akan banyak timbul hotel baru yang tentunya sangat dibutuhkan jika pengunjung luar kota bertambah.
Akan banyak hal berubah jika realisasi Malioboro Citywalk ini dilakukan. Tentunya pemerintah harus memperhatikan/memikirkan kemungkinan-kemungkinan perubahan sosial kultur masayarakat yang akan terjadi, dan mengatasi jika arahnya adalah kerugiaan bagi warga.
Dimana Becak dan Andong?
Berikutnya apa yang terjadi dengan Becak dan Andong. Becak dan Andong bisa menjadi kendaraan favorit di kawasan ini. Menikmati susasan Malioboro yang cukup luas tentunya dengan konndisi tidak ada kendaraan bermotor akan terasa jauh lebih nyaman. Wisatawan akan lebih tertarik menggunakan becak dan Andong, kendaraan ini tidak akan pernah hilang dari Jogja.
Tentunya pemkot harus mempunyai perda untuk penambahan dan hal lain mengenai angkutan ini, sehingga perubahan kultur sosial yang terjadi tidak justru merugikan msyarakat.
sudut padang yang realistist, kadang memang implementasi butuh analisa yg detail.
ReplyDeletetapi banyak eksekusi yang tidak pernah memandang faktor2 yang disebut di sini, karena seringnya mendukung kepentingan lain.
pikiran yang seperti di tulisan ini, bisa mendorong kontrol yang baik atas kebijakan2.